Jumat, 03 April 2020

Apakah Virus Makhluk Hidup ?



APAKAH VIRUS MAKHLUK HIDUP ?

Sampai saat ini tidak ada konsensus di antara ilmuwan tentang apa itu yang disebut hidup dan bagaimana kita bisa menarik garis pembatas yang tegas untuk memisahkan makhluk hidup dari benda mati di tingkat molekuler. Hidup atau mati itu hanya kualitas artifisial intuitif yang terbentuk di benak manusia secara otomatis. Anda tidak perlu belajar untuk tahu bahwa suatu benda hidup sementara yang lainnya mati. Anak-anak prasekolah pun tahu mana benda hidup dan mana benda mati jauh sebelum mereka mendapatkan pelajaran biologi.



Virus sejatinya adalah partikel infeksius yang terdiri dari materi asam nukleat terbungkus oleh selimut protein yang disebut capsid. Materi asam nukleat mengandung kode genetik yang diperlukan untuk mengkopi dirinya sendiri dan komponen-komponen lain di dalam tubuhnya. Ia tidak melakukan metabolisme seluler seperti layaknya sel, dia tidak membelah diri, tidak bergerak, tidak melansungkan reaksi kimia apapun. Ia hanya bisa memperbanyak diri di dalam sel inang dengan membajak sistem ekspresi gen sel inang dan mengkopi dirinya sendiri sebanyak-banyaknya. Apakah benda seperti ini bisa disebut hidup? Tak ada ilmuwan yang peduli akan label kualitas seperti itu karena tidak relevan sama sekali dengan apa yang mereka pelajari.
Virus berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti “racun”. Ia pertama kali ditemukan pada tahun 1892 oleh Dmitri Ivanovsky ketika mencari tahu organisme apa yang kira-kira menyebabkan sakit pada daun tembakau. Ia menghancurkan daun tembakau yang sakit, merendamnya dalam air, dan mengalirkan air rendaman itu melalui sebuah filter yang bisa menyaring bakteri. Air hasil filtrasi ia semprotkan ke permukaan daun tembakau yang sehat. Harapannya jika penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri, maka tanaman tembakau yang sehat akan tetap sehat sebab bakteri sudah tersaring ketika air difiltrasi, tapi sesuatu yang mengejutkan terjadi. Daun tembakau yang sehat menjadi sakit karena tertular. Ivanovsky saat itu bingung, partikel infeksius apa yang ukurannya lebih kecil dari bakteri? Martinus Beijerinck adalah orang pertama yang menyebut partikel infeksius tersebut sebagai virus di tahun 1898. Untuk gambaran saja, ukuran virus terkecil yang saat ini diketahui berukuran sebesar 20 nanometer, 50 kali lebih kecil dari bakteri yang rata-rata berukuran 1000 nanometer. Virus hanya sedikit lebih kecil dari organel sel yang disebut ribosom.


Virus adalah parasit intraseluler sejati, ia tidak bisa memperbanyak diri di luar sel inang. Di luar tubuh inang ia berperilaku selayaknya benda mati. Semua makhluk hidup di bumi bisa terinfeksi oleh virus, tidak terkecuali bakteri. Bahkan diprediksi, jumlah bakteri di laut mengalami fluktuasi harian sebesar 30-40% karena mati terserang virus yang disebut bakteriofage.


Jadi virus tidak terbuat dari sel, melainkan membutuhkan sel inang sebagai rumah untuk bertahan hidup. Di dalam sel inang ini, virus dapat hidup dan aktif.
Sebaliknya, jika virus tidak mempunyai sel inang maka virus hanya akan diam. Seperti mati dan tidak aktif.
Makanya, virus suka masuk ke dalam tubuh sesorang. 
Diameter tubuh virus sekitar 20-300 nanometer (nm) dan panjang virus 20-14 ribu nanometer.

1 nanometer = 0,000001 mm

kecil banget bukan?


Diameter virus bahkan bisa lebih tipis dari rambut manusia, lho. Makanya, untuk melihat virus, kamu butuh alat scanning atau mikroskop elektron transmisi.


Sebenarnya, bentuk tubuh virus sangat bervariasi. Ada yang seperti bola (isometric), oval, batang, jarum, tangkai memanjang/filamen, berbentuk menyerupai huruf T, bahkan ada yang bentuknya seperti berudu katak. Sama seperti manusia yang punya fisik berbeda-beda. Tetapi, untuk memudahkan indentifikasinya, para manusia membagi virus menjadi beberapa. Seperti berikut:





Di cuaca dingin, biasanya banyak manusia yang terkena flu. Itu karena ada virus berbentuk bola (nomor 3 dari kiri pada gambar) yang masuk ke tubuh kamu dan menyerang sistem kekebalan tubuh.

Maka dari itu dalam ruang yang ber AC, penyakit Flu lebih cepat tertularnya


Nah, supaya kamu bisa lebih jelas mengenal virus, saya akan jelasin struktur virus yang paling kanan ya. Itu adalah virus bakteriofag. Atau sederhananya, virus yang menyerang para bakteri. Kira-kira seperti ini struktur tubuhnya:


KEPALA VIRUS
Pada bagian kepala virus terdiri dari asam nukleat (DNA dan RNA) dan diselubungi oleh kapsid. Nah, apa, sih, kapsid itu? Kapsid adalah selubung yang berupa protein dan terdiri dari satu unit protein yang disebut dengan kapsomer. Kapsid ini juga berfungsi sebagai pemberi bentuk bagi virus, melindungi asam nukleat yang ada di dalam diri virus dari kerusakan, serta menyediakan protein enzim agar virus mampu menembus membran sel inang saat melakukan infeksi.

LEHER VIRUS
Leher merupakan tempat yang menyambungkan antara bagian kepala dan bagian ekor. Eits, jangan salah. Eits, tidak semua virus punya leher, lho. Hanya virus kompleks seperti gambar tersebut saja yang punya. Fungsinya? Tentu untuk menyangga kepala virus. Mungkin mirip dengan leher kamu ya.

EKOR VIRUS
Ekor virus mungkin salah satu bagian terpenting. Karena, ekor inilah yang akan menancap ke pada tubuh inang yang nantinya virus gunakan sebagai rumah virus. Ekor virus berbentuk seperti tabung yang dilengkap serabut-serabut. Jadi, kamu harus berhati-hati dengan ekor virus, ya.



Pertanyaan berikutnya mungkin adalah darimana partikel infeksius ini muncul? Ada tiga hipotesis yang berusaha menjelaskannya, hipotesis entitas independen, evolusi regresif, dan cellular origins. Pada hipotesis entitas independen, virus berasal dari partikel replikator pertama yang ada di bumi, sementara ada partikel replikator pertama yang akhirnya berkembang menjadi sel, yang lain tetap hidup sebagai partikel replikator yang belakangan bersifat parasit. Hipotesis kedua, evolusi regresif, menyebutkan kalau virus berasal dari organisme seluler parasit yang lama kelamaan kehilangan jati diri selulernya dan jadilah partikel infeksius non-seluler.




Nah hipotesis ketiga ini yang menarik. Partikel virus berasal dari segmen DNA di dalam sel hidup. Percaya atau tidak, Hampir separuh DNA dalam genom manusia berisi DNA sampah, tidak mengkode apapun, dan juga tidak berfungsi mengatur ekspresi gen-gen lainnya. Segmen DNA ini disebut sebagai DNA sampah, junk DNA. Di dalam DNA sampah itu ada segmen DNA yang disebut transposable genetic element, yaitu segmen DNA yang sibuk mengkopi dirinya sendiri, memperbanyak dirinya sendiri lalu memasukkan hasil kopinya itu kembali ke dalam genom. Bayangkan di dalam DNA kita semua ada segmen DNA egois yang sibuk mengkopi dirinya sendiri tapi tidak berkontribusi apa-apa terhadap sistem biologis inangnya. Ia hanya ada bercokol di dalam genom kita sebagai penumpang gelap yang egois. Elemen DNA seperti ini yang diduga asal muasal virus. Entah bagaimana ceritanya, ia mendapatkan selimut protein dan kemampuan untuk membajak sistem metabolisme sel lain dan memperbanyak diri di dalamnya.



Yang jelas sampai saat ini masih banyak hal yang perlu dipelajari tentang virus. Wabah penyakit karena virus bukan hanya ada di dalam sejarah tapi akan selalu ada bersembunyi di luar sana, menunggu untuk pecah. Penyakit berpotensi epidemi atau bahkan pandemi akan sering kita temui di masa yang akan datang karena peningkatan urbanisasi dan densitas penduduk.


















Mari Jaga Kebersihan, Pola Hidup Sehat dengan Makan Gizi Seimbang, dan Takwakal.
Kita melakukan ikhtiar, insya Allah dengan ikhtiar mendapatkan pahala.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar